Senin, 06 Mei 2013

DAMPAK KONFLIK KORUT DAN KORSEL



Eskalasi ketegangan antara Korea Selatan dengan Korea Utara memicu Amerika Serikat untuk menjaga segala kemungkinan terburuk yang akan menimpa sekutu asia mereka. Jepang pun alih-alih mengantisipasi serangan malahan merapat kepada kolega mereka untuk segera mengambil langkah perundingan.
Kemampuan Korea Utara untuk mempersiapkan arsenal untuk menghadapi perang terbuka dengan seterunya memperlihatkan statistik yang mengerikan. Pertumbuhan kemampuan negara komunis ini di alutsistanya membuat Amerika Serikat meresponnya dengan mengirimkan dua kapal kelas perusak dan dua unit F-22 dan bomber B-52
Jika skenario terburuk menjadi nyata maka tingkat kerusakan infrastruktur di masing-masing negara akan sangat memilukan. Amerika Serikat akan menghadapi kejadian buruk bahkan melebihi pedihnya Afghanistan dan Iraq yang notabene peperangan gerilya dan memakan spirit perang namun dengan level kerusakan pada infanteri semata. Namun jika skenario semenanjung korea ini menjadi nyata, rudal-rudal jelajah kelas menengah Korea Utara akan mencapai Guam dan beberapa properti Amerika Serikat di Jepang. Rusia mungkin akan memberikan nafas buatan untuk Amerika Serikat dengan menahan mitra se-akidah mereka untuk jangan menekan switch button untuk rudal dengan kepala nuklir. Bayangkan 6000 prajurit GI akan hangus secara serentak di Guam jika Rudal Musudan berhasil diluncurkan oleh tentara Korea Utara.
Efek jangka panjang dari perang tersebut adalah jatuh lunglainya Amerika Serikat dimutilasi oleh perang-perang seperti Jazirah Arab, Semanjung Korea dan efek dari bangkitnya singa-singa Afrika seperti Mali dan Sudan. Ongkos mahal dari Trans New World Order sangat mengerikan.
Para penggiat penegakkan syariah trans-nasional seakan mendapatkan pintu masuk gratis untuk memberikan match point bagi kematian hegemoni demokrasi sundal. Hanya membutuhkan kesabaran tinggi sampai nafas sekaratul maut ekonomi di ujung tenggorokan Obama. Pria manis yang pernah bersekolah di Cikini Menteng Jakarta ini akan mati-matian meredam hasrat para jenderal haus perangnya untuk menahan diri.
Pola serangan massive seperti ke Iraq tidak akan berfungsi sama sekali jika gertakan nuklir telah digaungkan oleh Kim Jong Un. Pria muda dengan model rambut layaknya Punk ini seakan tidak mempunyai analisis mendalam mengenai bahayanya berperang dengan negara adidaya itu.
Melawan Amerika Serikat memang tidak membutuhkan arsenal yang kelas wahid, melawan negara berstandar  ganda ini hanya membutuhkan militansi dan endurance yang tinggi. Peluru yang paling ditakutinya adalah yang memompakan darah ke seluruh tubuh melalui aorta. Selama itu berdenyut maka mimpi buruk senantiasa hadir di setiap malam di ranjang orang nomor satu di Amerika.
Peperangan mematikan di seantero dunia akan menghidupkan lampu perjuangan berikutnya. Tujuannya adalah Israil. Menumpahkan segenap peluru, tombak, panah dan lemparan batu adalah pamungkas dari persengketaan dunia.
Meruntuhkan tiang-tiang tatanan dunia baru dengan penegakan panji-panji Islam adalah hakiki peperangan. Bi idznillah!

Sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/04/04/dampak-dari-perang-semenanjung-korea-terhadap-penegakan-syariat-islam-di-indonesia-548238.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar